Geografi
Tegal terletak 165 km sebelah barat
Kota Semarang, atau 329 km sebelah timur
Jakarta. Tegal memiliki lokasi yang strategis, karena berada di jalur pantai utara (
pantura)
Jawa Tengah , serta terdapat persimpangan jalur utama yang menghubungkan pantura dengan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa.
Kota Tegal berbatasan langsung dengan ibukota Kabupaten Brebes. Pertumbuhan kota Tegal juga berkembang ke arah selatan di wilayah
Kabupaten Tegal, yakni di kecamatan Dukuhturi, Talang, Adiwerna, dan Slawi.
Stasiun kereta api Tegal menghubungkan kota ini dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Beberapa kereta api yang singgah di stasiun ini adalah: Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta-Semarang), Sembrani (Jakarta-Surabaya), Matarmaja (Jakarta-Malang), Bangunkarta (Jakarta-Jombang), Harina (Bandung-Semarang), dan Kaligung (Tegal-Semarang). Pada era 1960-an kota Tegal pernah memiliki landasan udara Martoloyo yang diresmikan oleh
Presiden Sukarno.
Jika diukur dengan jarak tempuh antara
Jakarta dan
Surabaya, kota Tegal kira-kira berada di tengah-tengahnya. Posisi strategis yang didukung dengan infrastruktur yang memadai menjadikan kota Tegal sebagai kota transit. Hal tersebut berdampak pada hidupnya usaha di bidang jasa pariwisata, terutama perhotelan.
[sunting] Pemerintahan
Kota Tegal terdiri 4 kecamatan, yakni
Tegal Barat,
Tegal Timur,
Tegal Selatan, dan
Margadana.
Balai kota Tegal semula menempati gedung yang kini digunakan untuk gedung
DPRD Kota Tegal. Namun sejak tahun 1985, pusat pemerintahan dipindahkan ke bekas pendopo Kabupaten Tegal, yakni di kawasan alun-alun. Kolonel Laut (Purn) Adi Winarso, S.Sos adalah putra Tegal pertama yang menjabat sebagai Walikota selama dua periode yakni 1999-2004 dan 2004-2009.
Tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota Tegal, karena tahun itu pula untuk kali pertama Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, secara mutlak pasangan Ikmal Jaya, SE Ak/Ali Zainal Abidin, SE terpilih sebagai pemimpin baru melalui
Undang-undang politik baru. Mereka dilantik pada
23 Maret 2009 oleh
Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
[sunting] Perekonomian
Perdagangan dan jasa merupakan sektor utama perekonomian kota Tegal. Kota ini menjadi tempat pengolahan akhir dan pemasaran berbagai produk dari kawasan Jawa Tengah bagian barat. Usaha kecil dan menengah yang cukup pesat kemajuannya adalah industri logam rumahan di kawasan jalan Cempaka, dan kerajinan batik Tegalan di kelurahan Kalinyamat. Untuk mendukung denyut perekonomian, pemerintah
Kota Tegal telah membangun Pusat Promosi dan Informasi Bisnis (PPIB).
Iklim investasi yang cukup sejuk mengundang banyak investor luar daerah menanamkan modalnya di kota ini. Maka tak mengherankan, dalam kurun waktu 5 tahun sejak 2001, telah berdiri beberapa pusat perbelanjaan antara lain
Pacific Mall,
Rita Mall,
Dedy Jaya Plaza,
Marina Plaza, dan Pusat grosir
Moro.Namun demikian seiring dengan krisis ekonomi beberapa pusat perbelanjaan gulung tikar, diantaranya : Marina Plaza dan Moro
Pantai Alam Indah Kota Tegal
Beberapa obyek wisata kota Tegal yang dapat dikunjungi antara lain:
- Pantai Alam Indah (PAI) yang dilengkapi anjungan, gardu pemantau, waterboom, Monumen Bahari, dan panggung hiburan.
- Wisata makanan antara lain: pondok makan jalan teri (pokanjari), lesehan di seputaran Jalan A Yani (pada waktu malam hari), rumah makan masakan laut di kawasan PAI serta rumah makan kapal terapung "Lor ing Margi" yang baru dibuka Agustus 2009, rumah makan Miraos, rumah makan Sari Laguna, dan lain-lain
- Hotel berbintang di kota Tegal: Bahari Inn, Karlita International Hotel, Plaza Hotel, Alexander, Susana Baru, Paramesti, Riez Palace. Di samping itu masih ada puluhan hotel berkelas melati.
- Pusat perbelanjaan: Pacific Mall, Dedy Jaya Plaza, Rita Super Mall.
- Wisata hobi: pasar burung (pets shop
- Taman Poci : Taman kecil yang terletak di depan Stasiun KA Tegal dilengkapi dengan permainan anak2 dan dihiasi lampu hias, cocok buat keluarga yang ingin "jagongan" karena banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan khas Tegal + Teh Poci
[sunting] Cikal-bakal Korps Marinir
Kota Tegal juga merupakan cikal bakal kelahiran Korps
Marinir TNI Angkatan Laut lahir pada
15 November 1945, seperti tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama Corps Mariniers. Status lembaga TNI AL di Tegal mengalami beberapa perubahan, mulai dari Detasemen AL (Denal), Landasan TNI AL (Lanal), dan Stasion AL (Sional). Untuk pertama kalinya, putra daerah yang menjabat sebagai Dan Sional adalah Letkol (Laut) Nurhidayat, asal Desa Kaligayam, kabupaten Tegal.
Meskipun kota Tegal tidak diakui sebagai pusat budaya
Jawa, namun kesenian di sini berkembang cukup pesat. Berbagai macam diskusi budaya digelar dengan menghadirkan budayawan nasional dan lokal. Kesenian asli kota Tegal adalah tari endel dan balo-balo. Ibu Sawitri merupakan generasi pertama penari endel. Selain itu, seni sastra juga juga merupakan andalah Kota Tegal. Penyair Tegal yang termasuk dalam angkatan 66 adalah Piek Ardijanto Suprijadi. Sementara Widjati digolongkan ke dalam penyair angkatan '00'. Kota Tegal tercatat memiliki dua tokoh perfilman nasional yang cukup produktif yaitu
Imam Tantowi (sutradara dan penulis skenario), dan
Chaerul Umam (sutradara).
Beberapa teater yang kiprahnya menjadi konsumsi berita nasional adalah teater RSPD (Yono Daryono), teater Puber (Nurhidayat Poso), teater Wong (M Enthieh Mudakir), teater Hisbuma (Dwi Eri Santoso), Teater Q (Rudi Itheng) dan lain-lain. Di bidang musik tercatat beberapa nama yang menjadi cikal bakal lahirnya musik Tegalan yaitu Hadi Utomo,
Nurngudiono, dan Lanang Setiawan.
[sunting] Gedung Kesenian
Keberadaan
Gedung kesenian (bekas Gedung Wanita) di jalan Setiabudi cukup menjadi wahana ekspresi para seniman kota Tegal. Kesenian di kota ini cukup menarik perhatian para peneliti dari luar negeri, antara lain Richard Curtis (Australia), dan Anton Lucas (Australia, penulis buku
Peristiwa Tiga Daerah). Yang unik dari denyut kesenian di kota Tegal adalah hampir setiap pergelaran seni, entah di gedung kesenian atau sekadar di halaman sebuah sanggar, selalu diliput oleh media massa, baik lokal maupun nasional (cetak dan elektronik), hingga mengundang minat grup kesenian dari luar Tegal yang ingin berpentas di kota itu.
Karena pertimbangan itu, Pemerintah Kota Tegal pada tahun 2008 menganggarkan pembangunan Taman Budaya Tegal yang dimulai tahun 2009, berlokasi di jalan Kolonel Sugiyono, satu komplek dengan Gedung PPIB yang nantinya akan merupakan bagian dari TBT itu sendiri.
Mantu Poci adalah salah satu kebudayaan di wilayah Tegal (
Jawa Tengah), dengan acara inti melangsungkan 'pesta perkawinan' antara sepasang poci tanah berukuran raksasa.
Mantu poci pada umumnya diselenggarakan oleh pasangan suami istri yang telah lama berumah tangga namun belum juga dikarunai keturunan. Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan untuk menghibur para undangan yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk rumah.
Selain sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.
Dewasa ini Mantu Poci sudah jarang digelar di Tegal. Salah satu repertoar yang diusung oleh Dewan Kesenian
Kota Tegal di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (
TMII) tahun 2003 adalah mementaskan drama berjudul
Kang Daroji Mantu Poci, dikemas secara komedi.
[sunting] Penghargan Kepada Seniman
Menjelang akhir masa jabatan, Walikota Tegal, Adi Winarso S.Sos, 19 Oktober 2008, menganugerahkan penghargaan seni kepada 6 seniman Tegal yaitu:
[sunting] Budayawan Kota Tegal
Bahasa Tegal memiliki kemiripan dengan bahasa Banyumas (ngapak) yaitu dalam kosakata. Namun kebanyakan masyarakat Tegal enggan disebut sebagai orang
ngapak, sebab nyata-nyata dialeknya berbeda. Masyarakat yang menggunakan bahasa Tegal meliputi: bagian utara
kabupaten Tegal,
kota Tegal, bagian barat
kabupaten Pemalang, dan bagian timur
kabupaten Brebes. Kongres
bahasa Tegal pertama digelar oleh pemerintah
kota Tegal pada tanggal
4 April 2006, di
hotel Bahari Inn. Acara yang digagas oleh Yono Daryono tersebut menghadirkan beberapa tokoh antara lain
SN Ratmana (cerpenis), Ki
Enthus Susmono (dalang Tegal),
Eko Tunas (penyair Tegal),
Dwi Ery Santoso (Puisi dan Sutradara).Tujuan digelarnya kongres itu adalah untuk mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal.
[sunting] Bangunan bersejarah
Bangunan besejarah yang ada di kota Tegal kebanyakan berarsitektur
Belanda. Berikut data bangunan yang masih dapat kita saksikan:
- Stasiun Kereta Api
- Gedung DPRD
- Balai Kota dan rumah dinas Walikota
- Kantor pos
- Markas TNI AL
- Pasar pagi
- Menara air di jalan Pancasila
- Gedung Universitas Pancasakti
- Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus
- Kelenteng jalan Veteran
- Sebagian rumah tinggal di jalan Veteran, A Yani, Sudirman, kelurahan Kauman
Sayang kondisi bangunan-bangunan bersejarah di daerah veteran saat ini sangat tidak terurus. Bahkan sebagian besar sudah di rombak menjadi Ruko Modern. Kiranya perlu ada perhatian dari Pemkot Tegal untuk melestarikan bangunan-bangunan lama agar menjadi cagar budaya.
[sunting] Makanan Khas
Tegal dikenal dengan Tahu aci dan pilus. Makanan khas lain yaitu Soto Tegal (memakai tauge dan tauco dengan campuran daging ayam, sapi atau jeroan babat), Kupat Glabhed (ketupat dari beras yang diberi kuah kental dan dimakan bersma sate kerang/sate dari daging blengong(sejenis unggas/bebek)). Minuman yang terkenal yaitu teh poci khas Tegal (teh yang diseduh air panas di dalam wadah poci terbuat dari tanah liat dan untuk pemanisnya diberi gula batu.Untuk makan sehari-hari biasanya disebut Nasi Ponggol ( berisi lauk yang terdiri dari Tahu, Tempe, Ikan Asin Oreg Oreg Tempe Berupa Tempe yang diiris kecil kecil dibumbui dengan Tumis ) Akhir akhir ini banyak disebut orang di Kota Tegal Ponggol Setan ( karena dijualnya malam setelah Jam 6 malam sampai pagi hari ) Konotasi "Setan " karena rasanya yang pedas bagai kesetanan...
Beberapa penganan kecil yang saat ini sudah agak langka adalah Glothak (semacam bubur terbuat dari gembus/dage dengan kuah kaldu dan cabai hijau). Makanan semacam ini biasanya banyak dijual saat bulan ramadhan. Ada juga kupat bongko, rujak kangkung, bubur blohok dan rujak uleg. Sate Kambing Tegal juga cukup banyak disukai oleh masyarakat hingga diluar Tegal. Sate Kambing Tegal terbuat dari daging kambing muda biasanya berumur di bawah lima bulan (balibul)yang sangat empuk dan beraroma khas karena tidak terlalu banyak olesan bumbu pada saat membakarnya. Disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, tonmat dan cabe rawit. Sangat lazim dihidangkan bersama teh poci gula batu.
[sunting] Media massa lokal
[sunting] Pernah terbit
- TV Tegal
- Tabloid Buana Post
- Tegal Post
- Muara Post
- Tabloid Kawat
- Tabloid Sketsa
- TEGAL TEGAL
- Nirmala Post
[sunting] Masih terbit
Pemecahan rekor
MURI yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Tegal adalah:
Rekor | Tahun |
Tahu terpanjang (425 M) | 2005 |
Minum teh poci bareng (5000 orang) | 2006 |
Poci terbesar | 2007 |
Wayang terbesar (Ki Enthus Susmono) | 2007 |
Wayang kolaborasi 4 warna (Ki Barep) | 2008 |